PROLOG


Sesunggunya inti atau pondasi dari ajaran Syiah itu hanya satu.
Keyakinan bahwa Ali dan keturunannya adalah pengganti Rasulullah yang sah. Sehingga semua aturan agama haruslah berdasarkan dari HADIS HADIS mereka. tweet

Sehingga jelas bahwa perbedaan Syiah [ Imamiyah Itsma Asyariyah ] dengan Ahlusunnah bukanlah sekedar dan semata mata Syiah [ Imamiyah Itsma Asyariyah ] dengan Ahlusunnah adalah semata mata masalah khilafiyah furu’iyah saja.  Perbedaan ajaran Syiah sudah berada di wilayah prinsip sehingga masuk pada wilayah penyimpangan.
Dari inti ini, berkembanglah tunas tunasnya, cabang cabangnya dan ranting rantingnya. Berdaun banyak bahkan hingga berbuah dan menghasilkan biji.
Begitulah dari inti masalah akidah, terus merembet ke hal hal lain, ke soal soal lain. Dan pada akhirnya, sejengkal demi sejengkal, seluruh ajaran Islam telah diubah total sekehendak mereka.
Sudah hukum alam. Tidak ada kebohongan yang berdiri sendiri. Satu kebohongan akan menyeret kebohongan lainnya. Satu keburukan akan mengundang keburukan lainnya. Satu kezaliman akan menyeret kezaliman lainnya.
Demikianlah, inti ajaran Syiah ini tidak bisa berdiri tegak hanya dari satu ‘fakta’ bahwa Ali-lah khalifah berikutnya menggantikan Rasulullah .
Ia hanya bisa berdiri bila kemudian ada sejuta alasan lainnya sebagai penguat.
Inti ajaran ini hanya bisa berdiri tegak bila dia diperkuat lagi oleh sederet argument lainnya. Ditunjang oleh sejumlah data, sebaris logika dan argumen yang kesemuanya hanya penuh dusta saja.
Sehingga ketika Syiah mengatakanAli adalah pengganti Rasulullah yang sah, mereka membutuhkan ‘fakta’ lainnya untuk menunjang dan memperkuat kabar dusta mereka. Fakta, data dan argument ini untuk selanjutnya akan kita sebut hujjah.
Maka lahirlah sejumlah hujjah Syiah. Yang kemudian hujjah itu berkembang lagi kemana mana. Melebar ke segala arah. Sehingga pada akhirnya, tidak ada lagi yang tersisa dari kemurnian ajaran Islam yang kaffah. Semua sudah habis dikunyah, dicacah dan dibakar tanpa ampun.
Dari sekian banyak hujjah, syiah menimpakan pada satu tiang. Yakni hujjah akan kewajiban untuk mencintai [ dan mentaati ]  Ahlul Bait  yang suci [ maksum, tidak berdosa ].
Kecintaan terhadap Ahlul Bait inilah yang menjadi senjata utama Syiah untuk menelikung agama Islam. Terutama bagi mereka yang pengetahuan akan Shirah Nabi-nya minim dan imannya tipis.
Namun pintu pertama mereka bukanlah cinta Ahlul Bait.  Tidak, cinta ahlul bait adalah pintu kedua.  Pintu pertama adalah cinta nabi. Dan untuk masuk ke pintu pintu itu, Syiah memiliki 4 kunci. Dan dari 4 kunci itu Di belakang akan kita bahas secara detil pintu pintu itu.
Umat diiming imingi bahwa menjadi pencinta ahlul bait, keluarga Nabi, surgalah kelak balasannya. Padahal ini hanya kebohongan luarbiasa dari mereka. Ini hanya jebakan untuk turut masuk dalam barisan syiah dan akhirnya menjadi murtad. Dalam buku ini insyaAllah akan saya bahas secara terang benderang.
Jadi jelaslah, karena untuk menegaskan bahwa Ali dan keturunannya yang 12 imam itu yang berhak menjadi khalifah, maka syiah melakukan banyak sekali kebohongan.
Syiah  bahkan jelas menolak semua hadis yang disandarkan pada imam hadis selain imam hadis Syiah .
Penolakan terhadap hadis hadis yang dinukil dari imam imam seperti imam Bukhari, imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Syafi’ie dst berakibat sungguh luar biasa kerusakannya.
Apa artinya itu?
Itu artinya tata cara berislam yang telah diajarkan Rasulullah dan bisa kita ketahui dari hadis hadis, menjadi tidak diakui oleh Syiah.
Dan subhanallah, Maha Suci Allah,Syiah  telah mengganti hadis hadis itu dengan hadis buatan ulama ulama Syiah , yang tentunya isinya berbeda samasekali dari yang asli.
Ribuan hadis yang sanadnya mutawattir, ditolak mentah mentah meski sanadnya tidak terputus hingga ke Rasulullah.
Dan Syiah hanya mempercayai hadis hadis yang diriwayatkan oleh imam imam mereka.
Apa akibat dari tidak dipercayainya hadis hadis sahabat ?
Apa akibatnya ketika Syiah hanya percaya hadis hadis yang diriwayatkan oleh imam imam Syiah  ?
Tidak mempercayai hadis hadis yang diriwayatkan oleh sahabat dan para imam ahli hadis Ahlussunnah sama artinya dengan tidak percaya pada  seluruh sendi beragama yang telah diajarkan Nabi,  Semua telah berubah total. Semua penjelasan detil dari ayat ayat Al Quran telah diubah Syiah menurut kehendak mereka saja. tweet
Sehingga otomatis berubah pula seluruh tatacara ibadah dari sholat hingga haji. Dari soal wudhu hingga puasa. Dari soal muamalah hingga cara bertetangga. Semua sudah dihancurkan dan diubah sesuai dengan hadis hadis yang dibuat oleh imam imam mereka.
Sebagai contoh, soal yang ringan, masalah wudhu saja. Kalau kita mencuci tangan, mulut, muka dst dianjurkan 3 kali sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah [yang kita tahu lewat hadist hadist ]maka Syiah melakukannya berbeda dengan kita.
Mereka bukan 3 kali, tapi cukup 2 kali atau kalau ingin lebih yakin soal kebersihannya ya 4 kali. Tapi tidak 3 kali. Kenapa? Karena Syiah tidak ingin sama dengan apa yang sebenarnya diajarkan Rasulullah.
Itu baru soal wudhu, belum lagi akidah soal konsep pemahaman tentang Allah SWT itu sendiri, soal iman dst.  Anda bisa pingsan berhari hari kalau tahu yang sebenarnya.
Intinya, seluruh ajaran Agama Syiah, adalah berbeda dari A sampai Z dengan agama Islam.
Sampai disini, tentu kita bisa paham bila Syiah bisa disebut agama yang berbeda dari Islam. Syiah adalah agama yang berdiri sendiri. Dan ia sudah sepatutnya disebut tanpa mendompleng nama Islam.
Lagipula, bukan rahasia lagi jika orang orang Syiah juga kerap menunjukkan ketidak senangannya bila disebut Bergama Islam.
‘Kita adalah seorang mukmin, bukan Islam’ demikianlah ucapan Syiah bila ditanya religionnya.  Tapi dengan catatan, anda bertanya pada Syiah dari negera Iran, dan bukan Indonesia yang masih dalam taraf ‘malu malu’.  Syiah Indonesia masih ‘kuat’ taqiyahmya dan mereka masih ngotot ingin disebut Islam.  Mereka masih belum terlalu kuat dan pengikutnya juga masih kisaran ratusan ribu, jadi untuk bisa diterima di Indonesia mereka harus, [terpaksa] menyamakan diri dulu, memakai satu label: yakni label ‘Islam’.
Statement ukhuwah Islamiyah, masih mereka pakai agar keberadaan Syiah dapat diterima dulu dengan aman di sini.  Nanti, bila pengikut mereka bertambah banyak, mereka pun tidak akan ragu ragu lagi menyatakan : Saya bukan Islam, Saya Mukmin, Saya Syiah . ..

Sumber dari kekacauan ini bermula dari ketika Syiah bersikukuh bahwa Ali adalah pengganti yang sah setelah Rasulullah. Dan bukannya Abu Bakar, Umar dan Ustman.
Sampai disini, sebenarnya bila kita paham sejarah Nabi [ Shirah Nabi ], bila kita minimal tahu sedikit saja soal silsilah Rasulullah, maka kita bisa mengajukan sejumlah pertanyaan kritis seperti dibawah ini :
Siapasih Ali itu sehingga Allah memerintahkan Nabi untuk memilih ia sebagai pengganti beliau?
Apa istimewanya Ali sehingga ia yang terpilih? Mengapa bukan sahabat sahabat lain yang juga memiliki derajat keistimewaan yang tak kalah cemerlangnya?
Jika karena Ali adalah keponakan yang menjadi menantuNabi, bukankah ada juga Ustman yang juga menantu Nabi?  Yang kedudukan dan kemuliaannya juga tak kalah dengan Ali ?
Bahkan Ustman menikahi dua anak Nabi yakni Ruqayyah dan Ummi Kultsum sehingga Ustman dijuluki Dzunnurain [ pemilik dua cahaya ] ?
Bukankah juga ada Abi Al Ash, suami Zainab ? Yang meskipun terlambat masuk Islam, namun ia adalah menantu yang juga dicintai dan disayang Nabi ?
Bukankah anak Nabi tidak hanya Fathimah? Tapi ada juga Zaynab, Ruqayah dan Ummi Kultsum? Lalu mengapa Syiah hanya memilih Fathimah sebagai ahlul bait [keluarga] Nabi?
Lalu bagaimana dengan istri istri Rasululullah seperti Khadijah, Aisyah, Hafsah, Zaynab dst? Tidakkah mereka juga layak disebut sebagai keluarga Nabi ?
Dari pertanyaan pertanyaan dasar ini sebenarnya sudah bisa kita counter balik syiah.   Karena percayalah, semakin mereka menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut, maka akan kelihatan tidak masuk akalnya agama ini.
Tapi tentu saja terlebih dahulu kita harus  mempelajari shirah Nabi. Ayo jangan malas untuk belajar sejarah Nabi.  Karena dengan belajar shirah Nabi kita sekaligus akan lebih mengenal siapa Allah SWT.  Bagaimana agama ini lahir, apa saja inti iman dan akidah Islam dst.

Dengan memahami Shirah Nabi, inshaAllah kita tidak akan terpengaruh oleh Syiah. Karena kita tahu dan paham betul, bahwa syiah hanyalah kebohongan semata.