CERITA ISRAILIYAT dan BAHAYANYA

Setelah di awal umat dibangkitkan rasa cinta kepada Nabi secara ghuluw,  di pintu berikutnya Syiah akan menyajikan tema tentang Keutamaan dan Keajaiban Nabi Muhammad.
Perhatikan, di pintu jebakan inilah mulai ditaruh ranjau yang kelihatannya sepele, tapi sesungguhnya mematikan.
Perlu pemahaman yang komprehensif ketika masuk dalam tema ini. Ketika berbicara tentang Keutamaan dan Keajaiban Nabi Muhammad dibutuhkan kepercayaan mutlak akan kebenaran agama Islam. Keyakinan bulat dan ketundukan tanpa batas akan keberadaan Allah SWT sebagai Zat yang Maha Tinggi. Serta kepercayaan utuh bahwa Nabi Muhammad adalah rasulNya dan teladan utama bagi umat.
Namun di sisi lain, seluruh keyakinan, ketundukan dan kepercayaan itu juga harus dibarengi dengan pemahaman akan iman itu sendiri.

Kita tidak ujug ujug dituntut percaya bahwa Allah itu ada. Tapi Allah menyertai bukti-bukti yang diperlihatkanNya bahwa benar Allah itu ada. Dalam hal ini, nalar, logika dan kebersihan hati juga dituntut untuk bekerja memahami semuanya.
Ketika Rasulullah menerima wahyu dari Allah SWT melalui malaikat jibril, itu adalah kisah keajaiban.
Karena bayangkan saja, ada mahkluk ghaib yang terbang ke bumi dari langit dan tiba tiba datang menghampiri Nabi dan menagatakan sesuatu yang diklaim dari Allah.

Bukankah itu ajaib ?
Penting untuk kita yakini lebih dulu, bahwa kisah Nabi Muhammad itu memang ada yang ajaib. Yang tidak bisa dinalar oleh akal. Seperti kisah Isra Mi'raj yang seluruhnya dipenuhi keajaiban-keajaiban.
Dalam agama tidak hanya dibutuhkan nalar, tapi juga iman yang utuh untuk menerima semuanya tanpa tanya. Tanpa jeda.

TAPI HATI HATI
Di titik inilah rawan masuk kisah kisah israiliyyat. Ada ratusan kisah israiliyyat yang sebagian besar sudah kita percayai sebagai kisah yang masuk pada area wajib kita percayai tanpa tanya. Tanpa jeda.
Ketika kepatuhan mutlak harus diberikan seorang mukmin, maka syetan gentayangan berebutan masuk lewat celah ini.
Dan kisah israiliyyat juga penuh keajaiban. Tapi itu bukan keajaiban yang membawa kemuliaan, tapi justru kebalikannya. membawa kenistaan.

Bagaimana kita bisa membedakan apakah hal itu kisah israiliyyat atau bukan?
Satu satunya cara adalah dengan melihatl apakah kisah itu ada tercantum dalam Al Quran dan Al Hadis atau tidak. Jika tidak ada, jangan buang buang waktu. Tinggalkan saja.
Perlu pengetahuan akan Quran dan hadis untuk menilai apakah kajian yang diberikan syiah ini termasuk israiliyyat atau tidak.
Karena di pintu ini, di tema ini syiah sudah mulai memasukkan kisah kisah israiliyyat sebagai bumbu agar sikap ghuluw kita tidak padam. Bahkan akan semakin membara.

Israiliyyat
Di sini Syiah akan menyajikan keutamaan Nabi Muhammad dibanding nabi-nabi lainnya yang membuat posisi dan peran Nabi menjadi amat istimewa.
Beberapa kisah yang disajikan akan meneguhkan hati, mengokohkan kecintaan terhadap Rasul. Secara perlahan lahan akan menguras emosi dan akhirnya akan mengeraskan akal dan iman.
Namun sebelumnya, terlebih dahulu  penting untuk kita pahami bersama apakah yang dimaksud dengan kisah kisah israiliyyat itu.

Kata israiliyyat berasal dari bahasa Ibrani.
  • Secara Terminologi :
Merupakan kata jamak. Mufradnya berasal dari kata Israiliyyah. Isra yang berarti hamba, Ilahi : Allah. Jadi Israiliyyah berarti hamba Allah, seperti kata Abdullah dan dinisbahkan kepada Bani Israil [ keturunan Israil ].
  • Secara Etimologi :
  1. Kisah dan dongeng kuno yang sumber periwayatannya kembali kepada sumber Yahudi, Nasrani atau yang lain.
  2. Sebagian ahli tafsir dan hadist memperluas lagi pengertian israiliyyat ini sehingga meliputi cerita-cerita yang sengaja diseludupkan oleh musuh-musuh Islam ke dalam tafsir dan hadist, yang sama sekali tidak dijumpai dasarnya dalam sumber-sumber lama.
Israiliyyat adalah kisah atau informasi yang diambil atau yang datang dari Ahli Kitab [ Yahudi dan Nasrani ] yang kemudian memberi pengaruh dalam tafsir hadis maupun Al Quran.
Menurut Ahmad Khalil, israiliyyat adalah kisah-kisah dan riwayat-riwayat dari Ahli Kitab, baik yang berhubungan dengan ajaran mereka maupun tidak ada hubungannya. [ Dirasat fi Alquran, Mesir: Dar Al-Ma’rif, hal. 133 ]
Kisah kisah Israiliyyat tidak semua murni dari kisah kitab Taurat. Ahmad Al Khalil mengatakan bahwa ada kalanya kisah itu mereka dapati dari negeri-negeri yang mereka (Yahudi) singgahi selama perjalanannya ke Timur maupun ke Barat.
Kisah kisah tersebut kemudian dibawa terus oleh orang orang Yahudi, kemanapun mereka mengembara.   Baik ke arah Timur, menuju Babilonia dan sekitarnya. Atau ke arah Barat menuju Mesir. Bangsa Yahudi ini membawa bersama sama mereka ilmu-ilmu dan pengetahuan yang diambil dari kitab kitab agama mereka, dan segala perkara yang berkaitan dengannya.
Kemudian semua itu mereka warisi dari satu generasi ke satu generasi berikutnya.  Mereka mempunyai tempat yang dinamakan al midras yaitu sekolah-sekolah tempat mereka mempelajari setiap perkara yang diwarisi. Mereka juga mempunyai tempat-tempat ibadah dan syiar agama mereka.

Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata :
Ahli Kitab biasanya membaca Taurat dengan bahasa Ibrani lalu tafsirnya dalam bahasa Arab.
Maka Rasulullah SAW berkata :
‘Janganlah kalian benarkan Ahli Kitab dan jangan pula mendustakannya tapi katakanlah : ‘Kami telah beriman kepada [ kitab-kitab ] yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu’.

Allah berfiman dalam Al Quran surat Al Ankabut ayat 46 :

 وَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِلا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ وَقُولُوا آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَإِلَهُنَا وَإِلَهُكُمْ وَاحِدٌ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ

Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang lalim di antara mereka, dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri”.

Kisah israiliyyat itu diselipkan pada tafsir dan hadis palsu. Kebohongan ini ada yang berupa periwayatan hadis atau dengan cara menyebarluaskannya. Mula-mula, sebahagian ulama tak menyadari bahaya dari kisah israiliyyat. Bukan hanya berbahaya tapi sesungguhnya adalah dosa. Bukankah menyebarkan berita bohong atau fitnah itu dosa?

DR. Muhammad Husein Adz Dzahabi mengatakan bahwa lafazh israiliyyat meskipun secara lahiriyah menunjukkan warna Yahudi di dalam tafsir dan tampak pula tsaqofah [ konsep pemikiran ] yahudi di dalamnya namun yang dimaksudkan dalam lafazh itu adalah lebih luas darinya.
Lafazh itu mencakup warna-warna Yahudi dan Nasrani dalam tafsir sehingga tafsir itu terpengaruhi oleh tsaqofah yang berasal dari Yahudi dan Nasrani.
Dan lafazh Israiliyyat digunakan untuk mencakup keduanya walaupun pengaruh Yahudi lebih dominan daripada Nasrani. Pengaruh Yahudi ini lebih masyhur dan banyak tersebar luas karena pembauran mereka dengan kaum muslimin tersebar di banyak negeri di dunia.

Yahudi memiliki tsaqofah [ *konsep pemikiran ] keagamaan, begitu pula dengan Nasrani dan kedua tsaqofah itu memberikan pengaruh didalam tafsir hingga batas tertentu. Adapun Yahudi maka tsaqofah-nya bersandar pertama kali kepada Taurat.

Sebagaimana diisyaratkan oleh Al Quran surah Al Maidah ayat 44 & 45 :

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ

“Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya [ ada ] petunjuk dan cahaya [ yang menerangi ]”.

وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالأَنفَ بِالأَنفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ

“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya [ At Taurat ] bahwasanya jiwa [ dibalas ] dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka luka [ pun ] ada kisasnya”.

Selain Taurat, orang-orang Yahudi juga memiliki berbagai saunnah, nasehat dan penjelasan yang tidak diambil dari Musa as dengan cara penulisan akan tetapi dengan cara pentransferan dari mulut ke mulut. Yang kemudian mengalami perkembangan dari zaman ke zaman dan generasi ke generasi hingga dikumpulkan dan dikenal dengan nama Talmud. Disamping itu, mereka masih memiliki tentang adab orang-orang Yahudi, kisah-kisah, sejarah, hukum dan mitos mitos.

Adapun Nasrani maka tsaqofah mereka bersandar—umumnya—kepada Injil. Al Quran telah menjelaskan bahwa injil adalah diantara kitab-kitab langit yang diturunkan kepada para Rasul.

Sebagaimana firman-Nya dalam Al Quran surah Al Maidah ayat  27 :

نْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِين

“Kami iringi di belakang mereka dengan Rasul-rasul Kami dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan Kami berikan kepadanya Injil”.

Secara umum, riwayat Israiliyyat dapat digolongkan menjadi tiga jenis riwayat :

Pertama :
Cerita Israiliyyat yang sahih dan bertepatan dengan nash-nash Al Quran dan Sunnah. Riwayat Israiliyyat jenis ini didukung oleh kesesuaian dengan riwayat Hadits Rasulullah Saw. Tak ada keraguan dalam riwayat Israiliyyat jenis ini, sudah pasti benar dan dapat diterima. Riwayat Israiliyyat jenis ini wajib diriwayatkan dan diyakini kebenarannya.
Di antara contohnya adalah hadis dari Ibnu Mas’ud, bahwa ada seorang pendeta Yahudi yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengatakan :

يا محمد، إنا نجد أن الله يجعل السماوات على إصبع، وسائر الخلائق على إصبع فيقول: أنا الملك

’Wahai Muhammad, kami mendengar bahwa Allah menjadikan langit di satu jari dan semua makhluk juga di salah satu jari. Lalu Allah berfirman: “Sayalah Raja” ’.

Mendengat hal ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung tertawa, sehingga terlihat gigi geraham beliau, namun beliau membenarkan ucapan si pendeta.
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah dalam  Al Quran surah Az Zumar ayat  67 :

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعاً قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

’Mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan’.
[ HR. Bukahri no. 4811 dan Muslim 2786 ]
Kedua :
Cerita Israiliyyat yang bertentangan dengan nash Al Quran dan Sunnah, serta bertentangan dengan akal sehat.
Cerita Israiliyyat jenis ini tidak didukung oleh kesesuaian dengan riwayat Hadits Rasulullah Saw. Cerita Israiliyyat jenis ini sangat diragukan kebenarannya dan tidak dapat diterima. Cerita Israiliyyat jenis ini haram diriwayatkan dan wajib ditolak diyakini kebenarannya.
Misal, Nabi Isa adalah putra Allah. Atau seperti yang disebutkan dalam hadis Jabir berikut :

كانت اليهود تقول إذا جامعها من ورائها، جاء الولد أحول

’Orang Yahudi mengatakan, jika seorang suami mendatangi istrinya dari belakang maka anaknya nanti juling’.

Kemudian Allah bantah anggapan orang Yahudi ini dalam dalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 223 :

نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ

’Istri kalian adalah ladang bagi kalian, maka datangilah ladang kalian, dari mana saja yang kalian inginkan’.
[ HR. Bukhari 4528 dan Muslim 1435 ]

Ketiga :
Riwayat Israiliyyat yang tidak didukung nash-nash Al Quran dan Sunnah, namun tidak bertentangan dengan akal sehat dan logika Islami.
Status berita semacam ini disikapi pertengahan [ tawaquf ]. Tidak boleh didustakan, karena bisa jadi itu benar. Namun tidak dibenarkan, karena bisa jadi itu dusta.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau mengatakan, “Orang ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa ibrani dan menafsirkannya dengan bahasa Arab kepada kaum muslimin.”

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تصدقوا أهل الكتاب ولا تكذبوهم، وقولوا: آمَنَّا بِالَّذِي أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَأُنْزِلَ إِلَيْكُمْ

’Janganlah kalian membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakannya, namun ucapkan: Kami beriman dengan kitab yang diturunkan kepada kami (alquran) dan kitab yang diturunkan kepada kalian’. [ HR. Bukhari, 4485 ]

Hanya saja, dalam syariat kita, dibolehkan menceritakan berita Bani Israil, tanpa untuk tujuan diimani dan dibenarkan atau didustakan.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بلغوا عني ولو آية، وحدثوا عن بني إسرائيل ولا حرج، ومن كذب على متعمدا فليتبوأ مقعده م النار

’Sampaikanlah dariku meskipun hanya satu ayat. Sampaikan kabar dari Bani Israil, dan tidak perlu merasa berat. Siapa yang berdusta atas namaku, hendaknya dia siapkan tempatnya di neraka’. [ HR. Bukhari 3461 ]

Masuknya Riwayat Israiliyyat ke dalam tafsir Qur’an adalah hal yang tak terhindarkan. Bahkan sulit untuk dihindari.
Mengapa ?
Jauh sebelum agama Islam lahir, yahudi telah terlebih dahulu bermigrasi ke semenanjung arab. Bersama hijrahnya ini Bani Israel tetap kuat memegang teguh agama mereka.
Tafsir dan landasan agama Yahudi memiliki posisi kuat dalam tradisi bangsa Israel di manapun mereka berada karena mereka memiliki sebuah sistem pendidikan agama terpadu yang mereka ajarkan dalam sekolah-sekolah agama yang mereka namakan El Midras. Tempat pendidikan itu terintegrasi pula dengan rumah peribadatan mereka, Sinagoga.

Ketika ajaran  Islam dan kitabullah lahir dan tersebar di kalangan penduduk Semenanjung Arab, Rasulullah SAW membangun pusat negara Islam di Madinah al Munawwarah.
Guna mendidik para sahabat, Rasulullah saw. menyelenggarakan majelis-majelis ilmu di Masjid Madinah.
Di kota Madinah saat itu telah ada permukiman beberapa golongan Yahudi seperti Bani Qainuqa’, Bani Quraidzah, dan Bani Nadir. Sementara di sekitar Madinah, ada banyak umat Yahudi yang bermukim di Khaibar, Taima’ dan Fadak.

Ketika itu, ada beberapa kalangan ulama ahli Kitab di Madinah yang ikut memeluk Islam, seperti Abdullah bin Salam ra. Beliau dan orang semacamnya menjadi sumber rujukan bagi para sahabat untuk menanyakan secara rinci beberapa kisah yang ada dalam kitab Al Quran dan kebetulan juga ada di dalam Taurat.
Walau begitu, para sahabat tidak mempercayai mentah-mentah apa yang diceritakan kepada mereka. Malah mereka sering menyangkal kisah-kisah yang tak masuk akal dengan dalil akal dan juga syara’. Mereka hanya menerima apa yang bisa diterima oleh akal sehat dan syara’ dan menolak hal hal yang tidak sesuai dengan keduanya. Selain itu, para sahabat membiarkan beberapa perkara yang tidak jelas tentang benar atau salahnya.
Jika pun benar, cerita israiliyyat sesungguhnya tidak memiliki banyak manfaat penting dalam agama.
Hanya sebatas cerita atau dongeng, seperti warna bulu anjing Ashabul Kahfi, siapa namanya, kisah tentang keluarga nabi-nabi masa silam, yang itu jika diketahui, tidak menambah amal kita.
Namun jika tidak, cerita israiliyyat  menjadi berbahaya karena bisa mempengaruhi aqidah umat.
Kisah-kisah tersebut biasanya yang berbumbu dongeng dan khurafat, yang bertentangan dengan akal sehat dan Syara’.
Implikasi dari kisah kisah macam ini sangat dalam.

Bahaya Cerita Israiliyyat 
  • Rusaknya aqidah karena israiliyyat mengandung penyerupaan pengkonkritan, dan penyebutan sifat sifat yang tidak layak untuk Allah. Mungkin juga israiliyyat menafikan ishmah [ penjagaan Allah ] terhadap para nabi dan rasul serta menggambarkan cerita yang buruk dan memalukan yang tidak pantas dimiliki oleh mereka.
Contoh penisbatan hal yang tidak layak untuk Allah adalah pernyataan bahwa Allah istirahat/ rehat pada hari ke tujuh setelah penciptaan langit dan bumi.
Padahal ayat Al Quran dengan tegas menyatakan bahwa Allah tidak merasa capek setelah penciptaan mereka.

Firman Allah dalam  Al Quran surah Qaaf ayat 38 :

وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوب

Dan sungguh kami telah menciptakan langit-langit dan bumi serta yang ada di antara keduanya dalam enam hari sedang rasa capek tidak menimpa kami.

Lalu pada cerita Nabi Harun bahwa beliaulah yang membuat patung anak sapi dan menyeru bani Israil untuk menyembahnya. Al Quran dengan tegas menyebutkan bahwa pembuat anak sapi tersebut adalah Samiriy [ lihat QS Thaahaa: 83-90 ].

Firman Allah dalam  Al Quran surah Thaahaa ayat 83 – 90

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِنْ قَبْلُ يَا قَوْمِ إِنَّمَا فُتِنْتُمْ بِهِ وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي

Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku”.
  • Terdapat unsur unsur penafikkan terhadap sifat maksum para Nabi dan Rasul, karena telah menggambarkan mereka dengan imajinasi yang amat tidak pantas dan cenderung keji yang pada akhirnya akan membuat orang yang membacanya akan mengambil kesimpulan bahwa para nabi dan rasul Islam telah berprilaku kotor.
Amat tidak sesuai dengan kenyataannya seorang Nabi dan Rasul yang merupakan manusia yang dimuliakan oleh wahyu Allah.
Sebagai contoh misalnya kisah bahwa Nabi Nuh as. minum anggur sampai mabuk dan telanjang, kisah bahwa Nabi Luth as. berzina dengan dua orang putri kandungnya, kisah bahwa Nabi Daud as. menzinahi istri panglimanya -Aurya, kisah bahwa Nabi Sulaiman as. menyembah patung patung dan membangun kuil-kuil pemujaan untuk menyenangkan istri-istrinya,
  • Cerita israiliyyat telah menyebabkan ajaran Islam digambarkan sebagai agama buatan dan batil yang tidak bersumber. Semua ajarannya khayalan, sesat dan menyesatkan. Misalnya riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Dawud bersujud selam empat puluh hari sambil menangis hingga tumbuhlah rerumputan karena air mata beliau, kemudian beliau berteriak sehingga tumbuhan berdiri tegak.
  • Penisbatan israiliyyat yang berisi kedustaan hampir menghilangkan ketsiqotan para ulama salaf dari kalangan sahabat dan tabi’in.
  • Israiliyyat hampir mengalihkan konsentrasi muslimin dari memahami makna Al Quran, mentadaburi isinya, mengambil nasehat darinya serta membahas hukum hukumnya, melalaikan umat dari pengambilan manfaat dan iktibar, serta nasihat-nasihat yang terkandung di dalamnya atau pemahaman tentang hukum-hukum yang terdapat di dalamnya.
Riwayat Israiliyyat memiliki potensi memalingkan umat kepada perkara sia-sia sehingga mengorbankan banyak waktu yang tidak bermanfaat.
Contohnya adalah perbincangan seputar warna anjing ashabul kahfi dan nama-nama mereka; tongkat nabi Musa terbuat dari kayu macam apa; siapa nama anak kecil yang dibunuh oleh Nabi Khidzir; tentang panjang dan lebar serta tinggi kapal Nabi Nuh, nama-nama binatang yang disertakan ke dalam kapal, dan bahasan lainnya yang tidak diceritakan dalam Al Quran karena tidak ada manfaat dalam penyebutannya.
  • Cerita Israiliyyat berpotensi menyimpangkan kepercayaan umat Islam terhadap sebagian ulama salaf dari kalangan sahabat dan Tabi’in.
Ada banyak dongeng Israiliyyat yang riwayatnya dinisbatkan kepada kalangan salafus salih yang terkenal karena keadilannya dan reputasinya yang dapat dipercaya. Sebagian dari mereka bahkan terkenal di kalangan orang orang Islam dengan tafsir dan hadis yang diriwayatkannya.
Mereka yang namayanya dicatut antara lain Abu Hurairah ra., Abdullah bin Salam ra, untuk Ka’ab Al Ahbar dan Wahab bin Munabbihkebenaran mereka juga masih dipertanyakan. Inilah akibat dari cerita Israilliyyat terhadap aqidah umat Islam dan juga terhadap kesucian ajaran Islam. Kaum Yahudi selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mengikis aqidah dan melemahkan kepercayaan umat Islam terhadap Al Quran dan Al Hadis. Mereka juga berusaha menggoyang kepercayaan umat Islam terhadap golongan salafussalih yang memiliki peran dalam memikul risalah umat Islam dan menyebarkannya ke segala penjuru dunia.

Cara seperti inilah yang kemudian dicontoh oleh Syiah dalam melunturkan akidah umat. Membelokkannya hingga condong ke ajaran Syiah. Syiah kerap mengambil kisah kisah Israilliyyat dalam ceramah ceramah mereka.

Karena itu, umat Islam perlu mencermati dan memperhatikan serta mempertimbangkan penyerapan Riwayat Israiliyyat dalam tafsir-tafsir dan menyaringnya [ Al Dzahabi 1990: 29-34 ].