APA dan SIAPA SYIAH ITU

Apa sebenarnya ajaran Syiah itu?
Syiah adalah sebuah agama yang dibuat oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba yang dasar  pemahaman agama atau akidah Syiah seluruhnya adalah kebalikan dari dasar akidah Islam itu sendiri.
Setelah itu, agama buatan ini kemudian disemai oleh bangsa Parsi [Iran] secara massif, terukur dan terencana dengan tujuan menghancurkan agama Islam dan menggantinya dengan agama Syiah.

Mengapa saya sebut secara gamblang tentang peran bangsa Parsi dalam ‘membesarkan’ Syiah?
Sejak sejarah mula ditulis, telah wujud persaingan antara Bangsa Parsi dan Bangsa Arab dari sudut kebudayaan, tamadun [peradaban ], kepercayaan agama dan sebagainya. Persaingan ini sering kali dimenangkan bangsa Parsi.

Namun jaman kegemilangan Parsi berakhir  pada zaman pemerintahan Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab radhiallahu ‘anh, negara Parsi telah diambil alih oleh pemerintahan Islam. Empayar Sasanid dan sistem Istana yang menjadi tuntunan beragama sejak nenek moyang diruntuhkan.
Ini merupakan satu tragedi yang amat buruk bagi bangsa Parsi. Sebahagian mereka ada yang memeluk Islam dengan ikhlas. Namun sebahagian lagi, mereka yang memiliki semangat kebangsaan yang amat kuat serta kesetiaan yang tinggi kepada dinasti kesultanan, pura-pura memeluk Islam dengan objektif ingin membalas dendam dari jalan dalam. Dan cara yang mereka pilih adalah sama dengan jalan pikiran Abdullah bin Saba.

Apakah inti ajaran Syiah?
Inti ajaran syiah adalah mengimami 12 Imam Syiah yang maksum [ suci bersih tak berdosa ] dan dalam melaksanakan perintah agama Syiah berpedoman pada kaedah hukum yang dibuat oleh 12 imam Syiah tersebut.

Apakah arti syiah ?
Syiah (شيعة)  dari sudut istilah  berasal dari kata tasyayyu’, yang berarti: membela, menolong.
Sedangkan Syiah itu sendiri artinya: para penolong atau para pengikut.
Misalnya disebut sebagai Syiah seseorang (شيعة الرجل)
Berarti pengikutnya (أتباعه), pendukungnya (أنصاره) dan kerabatnya (الفرقة على حدة).
Namun seiring dengan waktu, kata kata Syiah ini menjadi khusus merujuk pada Pengikut Ali. Jadi syiah adalah mereka yang mengklaim sebagai pembela Ali Radhiyallahu ‘anhu dan keluarganya.
Kata-kata Syiah (mufrad) disebut sebanyak 4X dalam Al Quran dan kesemuanya memiliki arti yakni golongan atau kumpulan.
  • Surat As Shaaffaat ayat 83 – 84,
    • وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لإبْرَاهِيمَ

    • Dan sesungguhnya Ibrahim benar benar termasuk golongannya (Syiatihi) (Nuh).
    •  إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

    • (Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.
  • Surat Maryam ayat 69 :
    •  ثُمَّ لَنَنْزِعَنَّ مِنْ كُلِّ شِيعَةٍ أَيُّهُمْ أَشَدُّ عَلَى الرَّحْمَنِ عِتِيًّا

    • Kemudian pasti akan Kami tarik dari tiap-tiap golongan (Syiatihi) siapa di antara mereka yang sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
  • Surat Al Qashash ayat  15 :
    •  وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلانِ هَذَا مِنْ شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ قَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُضِلٌّ مُبِينٌ

    • Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Syiatihi) (Bani Israel) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Firaun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: “Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya).
Kata kata Syiah (mufrad) juga disebut dalam hadis Nabi lebih dari tiga kali.
  • di antaranya disebut oleh Imam As Suyuti dalam tafsirnya Durr al Manthur, Beirut, Jilid 6, hal.379 – Surah al-Bayyinah, Nabi S.A.W bersabda:”Wahai Ali, engkau dan Syiah engkau (golongan engkau) di Hari Kiamat nanti keadaannya dalam ridha dan diridhai”,
  • dan sabdanya lagi:”Ini (Ali) dan Syiahnya (golongannya) (bagi) mereka itulah yang mendapat kemenangan di Hari Kiamat nanti”.
Dengan ini kita dapati bahwa perkataan Syiah itu telah disebutkan dalam Al Quran dan Hadis Nabi S.A.W.
Yang dimaksudkan dalam al Quran dan hadis itu bukanlah kata khusus kepada golongan Syiah ini.  Melainkan kata umum kepada pengikut atau golongan pengikut, yakni golongan Ibrahim a.s, golongan yang durhaka, golongan Musa a.s.
Bahkan Rasulullah sendiri pernah bersabda mafhumnya:
‘Golongan kamu Ali akan terbagi tiga.
  • orang yang terlampau memuja mu,
  • orang yang terlampau membenci mu dan
  • orang yang cinta kepadamu kerana Allah.
Golongan pertama dan kadua itu masuk neraka. Golongan ketiga itu masuk surga. Terbukti golongan pertama dan kedua itu adalah golongan  Syiah dan Khawarij.
Sila rujuk: Al Jam’iyah Al Khairiyah.

Ada berapa aliran dalam Syiah ?
Aliran Syiah terpecah menjadi banyak sekali cabang-cabang kecil. Ulama mereka bahkan menyebut ada sekitar 300 sempalan Syiah. Namun ada 3 cabang yang utama pada masa kini mempunyai bilangan pengikut yang besar.
1. Kelompok Rafidhah.  Buku At Ta’liiqaatu ‘Ala Matni Lum’atil ‘Itiqaad, karya Syeikh Alaamah Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin, menjelaskan bahwa mereka dinamakan rafidhah, karena mereka datang ke Zaid bin Ali bin Husein.
Lalu mereka berkata : “Berlepas dirilah kamu dari Abu Bakar dan Umar sehingga kami bisa bersamamu!”, lalu Zaid bin Ali bin Husein menjawab : “Mereka berdua (Abu Bakar dan Umar) adalah sahabat kakekku, bahkan aku setia kepada mereka”.
Mereka berkata : “Kalau begitu, kami menolakmu [ rafadhdaak ] maka dinamakanlah mereka Raafidhah [ yang menolak ].
Syiah Rafidhah juga dikenal dengan nama
  • Syiah Ja’fariyyah, karena menisbatkan kepada Ja’far Ash-Shadiq
  • Syiah  Imamiyyah,
  • Syiah Itsna ‘Aysariyyah, karena memiliki keyakinan imam dua belas. Kelompok inilah yang paling besar dewasa ini. 99 persen mereka ada di Iran, lalu sisanya sebagian besar di Irak, kemudian diSyam, Libanon, Pakistan, Afghanistan Barat, Ahsa’, dan Madinah, Indonesia.
2. Zaidiyyah, mereka adalah para pengikut Zaid bin Ali bin Al-Husain. Mereka tinggal di Yaman.
3. Isma’iliyyah. Mereka menisbatkan kepada Isma’il bin Ja’far Ash-Shadiq dan meyakini keimamannya, sehingga disebut Isma’iliyyah. Mereka berada di Jazirah Arab Utara, Afrika Utara, Afrika Tengah, Syam, Pakistan, India, dan lainnya.
Golongan Syiah yang kecil lain termasuklah al-Kaisaniyyah, al-Zaidiyah, Imamiyyah, al-Ghulat, Ismailiyah, dan Syiah Imam Bertujuh. Ada kelompok Nushairiyyah, Duruz, Bahrah, Agha Khaniyyah, dan lainnya.

Alawiyyah dan Duruzi juga menganggap diri mereka Syiah meskipun mereka tidak sentiasa diiktiraf oleh Syiah lain. Tarikat-tarikat Sufi beraliran Syiah termasuklah Tarikat Alevi, Bektashi Hamadani dan Fatimiyyah. Dua puluh peratus dari penduduk Turki mengikut Tarikat Alevi sementara Lubnan dan Syria pula mempunyai bilangan besar golongan Duruzi dan Alawi.
Sedang komunitas Nusairiyah-Alawiyah yang mendominasi kekuasaan politik dan ekonomi di Suriah bukanlah jenis Syiah yang religius seperti counterpart-nya di Iran. Ini jenis Syiah yang tidak punya masjid, tidak punya kitab, tidak punya ulama, tidak punya ritual ibadah. Lebih kental fungsinya sebagai identitas entik ketimbang spiritual. Namun setelah terjadi demontrasi besar besaran terhadap Basyar Al-Assad, Syiah Itsna ‘Aysariyyah [Iran] segera membacking mulai dari pesenjataan hingga serdadu.  Kini Syiah di Suriah dikuasai penuh oleh syiah Itsna ‘Aysariyyah.

Kapan pertama kali muncul Syiah
Syiah mucul pertama kali tatkala ada seorang Yahudi yang berpura pura mendakwakan dirinya sudah masuk Islam, namanya Abdullah bin Saba’. Lalu kemudian Abdullah juga mendakwakan kecintaan terhadap ahli bait, dan terlalu memuja muji Ali, dan mendakwakan, bahwa Ali punya wasiat untuk mendapatkan khalifah, kemudian ia mengangkat Ali bahkan sampai ke tingkat Ketuhanan.
Hal ini tercantum dalam buku Syiah sendiri Al Maqaalaat wal Firaq [ Lihat “Al Maqaalaat wal Firaq” oleh Al Qummi, hal : 10-21 ], ditulis oleh Al Qummi.
‘Ia mengakui keberadaannya, dan menganggapnya orang pertama yang berbicara tentang wajibnya keimaman Ali, dan raj’iyah Ali [Keyakinan bahwa Ali akan kembali ke dunia sebelum hari kiamat ].
Abdullah bin Saba’ bahkan berani mencela Abu Bakar, Umar dan Utsman serta seluruh sahabat, seperti yang dikatakan oleh An Nubakhti, yang juga Syaikh besar Rafidha di bukunya Firaqus Syi’ah [Firaqus Syi’ah” oleh An Nubakhti, hal : 19-20 ].
Al Baghdadi berkata : “Kelompok Sabaiyah adalah pengikut Abdullah bin Saba’ yang telah berlebih-lebihan [ dalam memuji ] Ali, dan mendakwakan, bahwasanya Ali adalah nabi, kemudian bersikap berlebih-lebihan lagi, sehingga ia mendakwakan bahwasanya Ali adalah Allah.”
Al Baghdadi berkata juga : “Adalah ia [ Abdullah bin Saba‘ ] anak orang berkulit hitam, asal usulnya adalah orang Yahudi dari penduduk Hirah [ Yaman ], lalu mengumumkan keislamannya, dan menginginkan agar ia mempunyai kerinduan dan kedudukan di sisi penduduk negeri Kufah, dan ia juga menyebutkan kepada mereka, bahwasanya ia membaca di Taurat, bahwa sesungguhnya bagi tiap-tiap nabi punya orang yang diwasiatkan, dan sesungguhnya Ali adalah orang yang diwasiatkan Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam.”
Dan As Syahrastaani menyebutkan dari ibnu Saba’, bahwa ia adalah orang yang pertama kali menyebarkan perkataan keimaman Ali secara nash / telah ditetapkan.
Ia menyebutkan juga dari kelompok Sabaiyah, bahwa kelompok ini adalah firqah [ golongan ] yang pertama sekali mengatakan masalah ghaibah [Keyakinan menghilangnya imam Askari yang mereka tunggu-tunggu ].
Dan akidah raj’iyah, kemudian syiah mewarisinya setelah itu, meskipun mereka itu berbeda, dan pecahan golongan mereka banyak. Perkataan tentang keimaman dan kekhilafan Ali merupakan nas dan wasiat, itu merupakan dari kesalahan-kesalahan Ibnu Saba’.
Yang akhirnya Syi’ah  sendiri berpecah menjadi golongan-golongan dan perkataan-perkataan yang banyak sampai puluhan golongan dan perkataan.
Begitulah syiah membuat bid’ah dalam perkataan tentang keyakinan wasiat, raj’iyah, ghaibah, bahkan perkataan menjadikan imam-imam sebagai tuhan[ Ushul ‘Itiqad Ahli Sunnah Wal Jama’ah, Al Lalikaai, 1/22-23 ], karena mengikuti Ibnu Saba’ orang Yahudi itu

Jaringan Internasional Syiah
Ada dua wilayah :
  1. Wilayah utama adalah bekas Imperium Persia, yang pengembangannya dilakukan melalui pendekatan politik.
  2. Wilayah pinggiran adalah area di luar Imperiuam Persia, yang pengembangannya melalui pendekatan kultural.
Di wilayah bekas Persia terdapat 5 maraji penting.
  1. Marja Iran yang tokoh utamanya Ali Hosseini Khamenei
  2. Marja Iraq yang tokoh utamanya Ali Hosseini Sistani
  3. Marja Bahrein yang tokoh utamanya Issa Ahmed Qassim
  4. Marja Lebanon yang tokoh utamanya Mohammad  Hussein Fadlallah
  5. Marja Afganistan yang tokoh utamanya Qorban Ali Kaboli
Lima Marja tersebut merupakan kiblat dalam pengembangan Syiah Internasional.

Bagaimaan Syiah masuk ke Indonesia
Secara kultural, Syiah telah masuk ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan Islam ke Nusantara
melalui jalur perdagangan dan dakwah dalam bentuknya yang taqiyyah.
Setelah terjadi Revolusi Islam Iran (1979), pada awal gerakannya bersifat intelektual, namun sejak kehadiran alumnus Qum gerakan Syiah mulai mengembangkan Fiqh Syiah, sehingga muncullah lembaga-lembaga Syiah.

Syiah di Indonesia ada dua corak:
  1. Syiah Politik, untuk membentuk Negara Islam (para pengikut ide-ide politik dan intelektual Syiah)
  2. Syiah non politik, untuk membentuk masyarakat Syiah (para pengikut fiqhiyah Syiah)
,Syiah mengalami perselisihan, namun tidak mengarah kepada perpecahan, karena saling melengkapi:
  1. Kubu pertama adalah LKAB (Lembaga komunikasi Ahlul Bait) yang merupakan wadah para alumni al Qum. Kubu ini dimotori oleh ICC Jakarta yang merupakan perpanjangan tangan pemerintah Republik Islam Iran (RII). LKAB membawai Yayasan Al Munthazar, Fathimah Aqilah, Ar Radiyah, Mulla Sadra, An Naqi, Al Kubra, Al Washilah, MT Ar Riyahi dan gerakan dakwah Al Husainy. LKAB berkantor di Jl Bintaro KODAM Grand Bintaro Jaksel.
  2. Kubu kedua dipegang oleh IJABI. Dalam kubu ini metode taqiyah kurang disenangi. Sebaliknya, IJABI tampak lebih pluralis. Hal ini terlihat dari beberapa tokoh Sunni yang menjadi pengikut IJABI. Kiblat IJABI, bukanlah ke Iran, melainkan Marja Lebanon di bawah pimpinan Ayatollah Sayyed Mohammad Hussein Fadlallah.
Tokoh utama di Indonesia adalah Dr Jalaluddin Rahmat.
Para pengikut Syiah keturunan Arab melakukan gerakan dengan bertaqiyyah (sikap menyembunyikan diri), tidak mau berterus terang mengakui sebagai pengikut syi’ah, secara dhahir mereka tampil sebagai orang syafi’i, seperti
  • Habib Ali Baagil (otak pengeboman Gedung BEJ),
  • Habib Husein Al Habsyi (Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia),
  • Abdullah As Segaf (Ikatan persatuan Ahlul Bait Indonesia),
  • Habib Saleh Al Idrus (majelis Dzikir Nurkhaerat Posotokoh perlawanan Poso) dll.
Pusat Syiah di Jawa :
  • Jaringan Syiah di Jawa Timur berpusat di Ponpes YAPI Bangil pimpinan Ustad Husen Al Habsyi,
  • jaringan Syiah di Jawa tengah berpusat di Ponpes Al Hadi Pekalongan pimpinan Ahmad Baraqbah dan Toha Musawa.
  • Di Yogyakarta bepusat di Yayasan Roushan Fikr yang dipimpin oleh Sofwan (kader Syiah radikal).
Langkah utama Syiah Indonesia saat ini:
  • Mengkonsolidasikan semua yayasan Syiah dan meminimalisir perbedaan
  • Berupaya keberadaanya diterima oleh kalangan muslim Indonesia dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial.
  • Berupaya mendirikan Marja al Taqlid sebuah institusi agama yang sangat terpusat, diisi oleh ulama-ulama syi’ah terkemuka dan memiliki otoritas penuh untuk pembentukan pemerintah dan konstitusi Nasehat Islami

[ sumber Bagaimaan Syiah masuk ke Indonesia  : Terorisme. Fundamentis Kristen, Yahudi, Islam. Penulis AM Hendroproyono ]