KEUTAMAAN dan KEKHUSUSAN NABI MUHAMMAD


Kalau di awal ketika Syiah mengangkat tema Cinta Rasul, Syiah masih memakai hujjah atau dalil ayat ayat al Quran dan sedikit hadis palsu [ atau hadis versi Syiah ].
Kini melangkah di tema kedua ini, yakni Keutamaan dan Kekhususan Nabi Muhammad, Syiah mulai menaburkan banyak kisah palsu yang melenakan, membius dan melemahkan akal pikir. Cerita Israiliyat bertebaran di tema ini.
Ini masuk tema dasar penting dalam menancapkan pokok-pokok sikap ghuluw. Di sini kita kan terus digiring untuk terus bersikap ghuluw dalam mencintai Rasul dengan kisah palsu yang mampu membangkitkan cinta yang meluap luap terhadap Rasul. Banyak yang tergiring dan terjebak disini.
Karena tidak bisa disangkal, cerita yang disajikan Syiah adalah cerita yang banyak tersebar di masyarakat. Banyak yang familiar dan meyakini kebernaran cerita tersebut. Misalnya cerita bahwa Nabi Muhammad tercipta dari Nur Illahi. Atau kisah penciptaan Nabi Muhammad.

Sekali lagi penting untuk mengetahui kebenaran sebuah cerita. Al Quran dan Al Hadis adalah parameter satu satunya untuk itu.

Hujjah Syiah

Keutamaan dan kekhususan Nabi SAW terbagi menjadi empat :
  1.  Berkaitan dengan Kewajiban, karena beliau lebih mampu dan lebih sabar.
Beliau wajib :
  • Dua rakaat shalat dhuha,
  • Shalat fajar
  • Shalat witir
  • menyembelih kurban.  Keempat ini tercantum dalam kitab sejarah Al Halabiyah.
  • Shalat Tahajud [ namun ada yang mengatakan kewajiban ini telah dihapus ]
  • Akikah
  • Bersiwak
  • Mandi Jumat
  • Bermusyawarah dengan orang orang berakal dalam perkara yang memerlukan ijtihad
  • sabar menghadapi musuh sekalipun banyak jumlahnya
  • menunaikan utang orang Islam melarat yang meninggal dunia
  • menyuruh para istri memilih antara kehidupan dunia dan ukhrawi dan menceraikan mereka yang memilih dunia dan menahan mereka yang memilih akhirat. Dikatakan tidak wajib menahan mereka, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam dll dan inilah yang paling shahih.

2.  Berkaitan dengan pengharaman
  • memakan sedekah, walau sekedar nadar atau sunnah atau karagat atau wakaf.  Kecuali yang bersifat umum, seperti : wakaf sumur untuk kaum muslimin.  Dan keluarga beliau sama denan beliau dalam hal sedekah wajib saja
  • memberi sesuatu untuk hasil yang lebih banyak, belajar menulis dan merangkai syair serta meriwayatkan
  • menikahi wanita ahli kitab atau menjadikannya selir serta menikahi sahaya wanita muslimah

3.  Berkaitan dengan hal hal yang diperkenankan Allah, guna memberikan suatu kemudahan bagi beliau.
  • mencium dengan syahwat ketika sedang menjalankan puasa
  • berada pada suatu tempat yang sunyi dengan wanita asing
  • memasuki rumah wanita yang tidak punya suami dan anak yang disenanginya tanpa lafal nikah atau kawin darinya atau hibah dari wanita itu dan tanpa wali, saksi dan tanpa ridah wanita itu atau ridha wali wanita itu. Namun ada pula yang mengatakan bahwa disyaratkan darinya mengucapkan lafal nikah dan kawin selain dengan wanita yang dikawinkan Allah
  • melamar wanita yang bersuami yang disenanginya atau sahaya wanita yang disenanginya. Dalam hal ini suami wanita itu wajib menceraikan istrinya dan wajib atas si tuan memberikan sahaya wanitanya itu.
  • melangsungkan perkawinan ketika sedang ihram tanpa mas kawin.  Namun ada juga yang mengatakan sebaliknya.
  • berkata Al Halabi : ‘Para Muhaqqiqun mengatakan bahwa maksud hadis yang diriwayatkan  oleh Bukhari tentang Shafiyah. Di mana Nabi menjadikan pembebasannya itu sebagai mahar.  Beliau membebaskannya tanpa ganti dan menikahinya tanpa mahar. Dan ucapan sahabat Anas bahwa beliau memberikan mahar berupa pembebasan dirinya.
  • mengawini lebih dari 4 wanita [ demikian juga para nabi lainnya ]
  • menikahi wanita tanpa restu dari wanita itu atau restu dari wali wanita itu dan tanpa wali dan saksi saksi, dan tanpa kehadiran calon suami wanita itu. Dalam hal ini Nabi bisa bertindak mewakili kedua belah pihak
  • mengambil harta rampasan perang sekehendaknya sebelum dibagikan
  • memasuki Mekah tanpa ihram
  • memutuskan perkara dengan ilmunya bagi dirinya dan putra-putranya
  • kesaksian beliau bagi dirinya sendiri
  • kedudukan beliau yang menyamai dua orang saksi
  • mengadili dalam keadaan marah
  • membagi bagikan tanah tak bertuan
  • mengambil makanan dan minuman yang diperlukannya dari pemiliknya yang membutuhkannya
  • mengerjakan shalat sesudah tidur
  • tidak mengeluarkan zakat harta

4.  Berkaitan dengan sifat sifat yang dimiliki Nabi, guna menambah keutamaan dan kemuiaan beliau
  • Nabi yang pertama tama diciptakan dan yang terakhir di utus
  • Allah telah menciptakan ruhnya sebelum ruh ruh lainnya
  • Allah menciptakan Nur Muhammad sebelum menciptakan Adam dalam masa 14 ribu tahun.  Sebagaimana disebutkan dalam Syarah al-Syihab ‘ala al Syifa
  • Di dalam hadits qudsi Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw:
’Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi,
Aku ingin dikenal kemudian Aku ciptakan alam (makhluk) agar Aku bisa dikenal.  Aku ciptakan alam (makhluk)….. Ini masih berbentuk cahaya dan cahaya itu terbagi-bagi.
Sebagaimana pendapat Ka’ab bin Akbar ra dalam kitab yang berjudul Madari: Yusu’ud ( tangga-tangga kenaikan ) yang di tulis oleh Syeh Nawawi pada halaman 2 s/d 3, yang terjemahannya kurang lebih sebagai berikut: berkata Ka’ab bin Akbar ra :
Ketika Allah hendak menciptakan Maujudat / makhluk, menghamparkan bumi dan meninggikan langit. Allah menggenggam seganggam dari nurNya dan berfirman: Kun Muhammad, maka jadilah segenggam nur tadi menjadi sebuah tiang dari nur yang memancarkan cahaya sampai menembus hijab-hijab kegelapan.
Lalu tiang itu bersujud dan berkata: Allahu Akbar. Allah berfirman kepada tiang nur itu: “Aku ciptakan kamu dan Aku beri nama kamu Muhammad. Darimu Ku awali semua makhluk, dan darimu Ku akhiri semua para utusan”.
Kemudian Allah membagi empat bagian.
  • Kemudian Allah ciptakan Lauhil Mahfud dari bagian pertama.
  • Lalu Qalam dari bagian yang kedua..  Allah berfirman : kepada Qalam, “Tulislah !” maka bergetarlah Qalam seribu tahun kedahsyatan kedahsyatan kitabullah. Lalu Qalam berkata, “Apa yang harus aku tulis ?” Allah berfirman : “Tulislah Lailaaha Illallah Muhammadurrasulullah”.
Maka Qalam menulis kalimat itu. Lalu Qalam diberi petunjuk tentang ilmu Allah yang berkaitan dengan makhluk, kemudian Qalam menulis, Anak cucu Adam dari sulbinya; siapa yang taat kepada Allah akan masuk surga, siapa yang maksiat kepada Allah akan masuk neraka.
  • kemudian Allah  menciptakan Arasy dari bagian yang ke tiga.
  • Dari bagian yang ke empat menjadi empat bagian:
    1. Bagian kesatu dijadikan akal
    2. Bagian kedua dijadikan ma’rifat ( agar dapat mengetahui)
    3. Bagian ketiga dijadikan cahaya Arsy dan sinar penglihatan serta seluruh cahaya termasuk siang ( matahari), sinar malam( bulan dan bintang).  Semua cahaya ini berasal dari Nur Muhammad, Nur Muhammad adalah awal segala makhluk
  • 4. Bagian yang ke empat dititipkan di bawah arasy, sampai Allah menciptakan Adam.
Kemudian Allah menitipkan bagian itu (nur Muhammad) pada punggung Adam,
Allah Yang Maha Tinggi pada permulaannya menciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya suci Keindahan-Nya. Dalam hadis qudsi Dia berfirman;
“Aku ciptakan ruh Muhammad daripada cahaya Wajah-Ku”.
Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Maaidah ayat 15

قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَـبٌ مُّبِينٌ

“Sesungguhnya telah datang kepada kamu dari Allah, cahaya dan kitab yang menerangkan”.
Ide Nur Muhammad juga sejalan dengan orang orang Sufi.  Sahl Al Tustari, tokoh sufi Irak [ wafat 896 ]  yang pertama tama mengungkapkan terminologi Cahaya Muhammad.  Berikut adalah catatan Tustari :
“Ketika Allah berkehendak untuk menciptakan Muhammad, Dia memunculkan sebuah cahaya dari cahayaNya.  Ketika ia mencapai selubung Keagungan, hijab al ‘azhamah, ia membungkuk dan bersujud di hadapan Allah.  Allah menciptakan dari sujud itu sebuah tiang yang besar bagaikan kaca kristal dari cahaya, yang dari luar maupun dari dalam dapat ditembus pandang.  Sebelum dimulainya penciptaan selama sejuta tahun.  Dia berdiri dihadapanNya utnuk memujaNya, ‘ubudiyyah, dengan keteguhan iman dan [kepadanya] diungkapkan misteri oleh Misteri itu sendiri ‘di pohon Sidrah di Tapal Batas’, yaitu pohon dimana pengetahuan setiap orang berakhir” [Bowering, The Prophet of Islam ]
  • Manusia pertama yang diambil janjinya sewaktu dikatakan : “Alastu birabbikum ? [ bukankah Aku Tuhanmu ?] Dan beliaulah yang pertama menjawab : “Bala” [ Ya ]
  • Manusia pertama yang dibangkitkan
  • yang pertama diberi hak syafa’at dan memberikan syafa’at
  • beliau dibangkitkan kelak dengan menunggang Buraq, sedang nabi lainnya hanya menunggang binatang tunggangan biasa
  • tanda kenabian beliau berada dipungunggungnya tepat di arah jantungnya yang merupakan tempat setan memompakan godaannya, sedangkan untuk nabi nbai lainnya, tanda kenabian terletak di rusuk kanan mereka
  • beliau tidak punya bayang bayang.  Pakaiannya tidak pernah dihinggapi lalat, apalagi badannya
  • adapun serangga lainnya seperti nyamuk dan kutu, tidak pernah menghisap darahnya
  • sesungguhnya setan tidaklah dapat menyerupai beliau dalam mimpi
  • sisa kotoran beliau hukumnya suci, sebagaimana sisa kotoran para nabi lainnya
  • beliau berhak menentukan seseorang dalam segi hukum.  Seperti menetapkan kesaksian Khuzaimah sama dengan kesaksian dua orang.  Dan memberi ijin kepada Ummu Athiyah untuk meratapi golongan tertentu.
  • beliau adalah penutup nabi nabi
  • pemegang liwa ul  hamd di hari kiamat, dan beliau pulalah bertindak sebagai juru bicara dan imam pada hari tersebut
  • beliau memiliki wasilah, yaitu derajat yang paling tinggi di surga dan maqam al mahmud, yaitu tegaknya beliau di sebelah kanan ‘Asry
  • sesungguhnya umat beliau adalah sebaik baik umat, dan kitab beliau [Al Quran] sebaik baik kitab dan bahasa beliau adalah sebaik baik bahasa
  • Beliau tidaklah membaca di dalam surga kelak, kecuali KitabNya dan tidak berbicara kecuali dengan bahasaNya
  • sesungguhnya sisa kotoran beliau tidak nampak, namun telah ditelan bumi, lalu tercium dari tempat tersebut bau harum ibarat kesturi
  • sesungguhnya beliau dapat melihat ke arah belakangnya seperti beliau dapat melihat ke arah depannya.  Dan dikatakan bleiaupun mampu melihat di tempat gelap seperti beliau melihat di tempat terang
  •  beliau tidak mewariskan, dan tidak menguap serta tidak bermimpi. dmeikian pula nabi nabi lainnya
  • sesungguhna beliau tidak sampai terjerumus mengerjakan dosa besar atau dosa kecil, sengaja atau tidak sengaja, sebeluj kenabian atau sesudah kenabian


Meluruskan Aqidah


Ibarat peta, maka seluruh prilaku Rasulullah adalah teladan pasti bagi umat dalam mengimani Allah, menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. tweet
Dan ibarat peta, bila kita tidak mengikuti petunjuk peta maka bisa dipastikan kita akan tersesat. Hilang arah. Dan akhirnya hanya kesesatan yang membawa pada kebinasaan yang kita temui. Dan bukan jalan kebenaran.
Aqidah yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi akan menodai, melunturkan dan akhirnya menghilangkan iman itu sendiri. Proses itu seringkali terjadi tanpa disadari, namun tahu tahu kita telah terseret pada kesyirikan dan kemurtadtan. Naudzubillah tsumma naudzubillah min dzalik.
Begitulah ajaran syiah, sejengkal demi sejengkal syiah menyeret umat pada kesesatan.
Rasulullah memang memiliki keutamaan keutamaan khusus.  Yang hanya dimiliki oleh Beliau.  Nabi atau rasul lainnya tidak memiliki keutamaan, kekhususan atau kemuliaan tersebut.  Itu adalah bagian dari kesempurnaan beliau dalam membawa risalah kenabian. karena beliau adalah manusia terbaik yang diciptakan Allah yang menjadi teladan umat.
Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Ahzab ayat 21 :

 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Untuk lebih jelas masalah keutamaan Nabi, lihat link ini : Keutamaan Nabi
Di antara aqidah Syiah yang diyakini kebenarannya oleh banyak umat, padahal merupakan aqidah yang salah, adalah aqidah Nur Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Apa yang mereka sampaikan di atas, adalah anggapan anggapan yang batil dan pernyataan pernyataan yang tidak memiliki bukti (dasar) dari al Quran maupun Hadits Nabi yang shahih.
Yusuf Ismail an Nabhani, salah satu pembela ideologi ini, menjelaskan makna istilah yang aneh ini dengan berkata, “Ketahuilah, bahwasannya tatkala kehendak al Haq (Allah) berhubungan dengan penciptaan para makhluk-Nya, Allah Azza wa Jalla telah menampakkan haqiqat Muhammad dari cahaya cahaya-Nya, kemudian dengan sebabnya tersingkaplah seluruh alam dari atas hingga bawahnya …….kemudian terpancarlah darinya sumber ruh-ruh, sedangkan dia (Muhammad ) merupakan jenis (ruh) yang paling tinggi di atas segala jenis dan sebagai induk terbesar bagi seluruh makhluk yang ada.” [Al Anwar al Muhammadiyyah hlm. 9]
Ini mengandung pemahaman  bahwa Allah Azza wa Jalla menciptakan Muhammad dari cahayaNya dan bahwa Dia Azza wa Jalla menciptakannya sebelum penciptaan Adam, bahkan sebelum menciptakan seluruh alam. Dan bahwa segala sesuatu diciptakan dari cahaya Muhammad. tweet
Tatkala mereka dimintai dalil yang shahih dan jelas serta tidak kontradiktif dengan nash-nash yang ada, mereka malah berhujjah dengan hadits-hadits yang seluruhnya berderajat maudhû (palsu). Di antaranya :

لَوْلَاكَ مَا خُلَقَتِ الْأَفْلاَكُ

Kalau tidak ada kamu, bintang-bintang tidak diciptakan [As-Silsilah adh-Dha’îfah hadits no. 282]

كُنْتُ نَبِياًّ وَلاَ آدَمَ وَلاَ مَاءَ وَلاَ طِيْنَ

Aku menjadi nabi, sedang Adam, air dan tanah belum ada [As-Silsilah adh-Dha’îfah hadits no. 303]

إِنَّهُ كَانَ نُوْرًا حَوْلَ الْعَرْشِ فَقَالَ : يَا جِبْرِيْلُ: أَنَا كُنْتُ ذَلِكَ النُّورَ

Sesunggunya dia (Muhammad) dulu adalah cahaya yang ada di sekeliling Arsy. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Jibril, aku dulu adalah cahaya itu” [As-Silsilah adh-Dha’îfah hadits no. 1/474]

Kita tidak mengenal hadits hadis diatas, karena semua itu dibuat oleh ulama ulama Syiah yang kita tidak tahu tsiqat dan nasabnya. Mulai dari sanad (para perawi yang meriwayatkannya) dan matannya (teks haditsnya) semua adlaah  munkar.
Allah berfirman dalam Al Quran surat Adz Dzaariyaat ayat 56 :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku

Sungguh Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan dalam ayat ini bahwa Dia Azza wa Jalla tidak menciptakan jin dan manusia seluruhnya termasuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali untuk tujuan ibadah kepada-Nya saja.
Syiah ingin menghilangkan makna tauhid. Bagaimana bisa khurofat ini melekat pada sebagian akal kaum Muslimin, seolah olah mereka belum pernah membaca ayat di atas. Mungkin saja, karena kebodohan (tentang agama) yang terlalu parah telah bermain pada akal mereka.
Tentang keyakinan mereka bahwa Nabi Muhammad berasal dari cahaya, bukan seperti manusia dalam hal penciptaannya, keyakinan tersebut bertentangan dengan nash nash yang telah ada dalam Al Quran, seperti firman Allah Azza wa Jalla :
Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Israa’ ayat 93 :

قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا بَشَرًا رَسُولًا

Katakanlah, “Maha suci Rabbku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?”
Dan juga menyelisihi firman Allah Azza wa Jalla yang menyatakan adanya nabi dan rasul sebelum beliau:
Allah berfirman dalam Al Quran surat Al Ahqaaf ayat 9 :

قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ

Katakanlah, “Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul”
Sungguh sebuah kebatilan bila mengingkari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adlah manusia biasa dan  meyakininya berasal dari cahaya yang tidak memiliki bayangan.
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata, “(Pernyataan) bahwa dunia diciptakan karena (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , kalau tidak ada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dunia tidak akan pernah ada, juga tidak akan diciptakan makhluk (lainnya), ini merupakan kebatilan, tidak ada asalnya, ini perkataan yang rusak.  Allah Azza wa Jalla menciptakan dunia agar Dia  dikenal, diketahui dan diibadahi (oleh makhluk, manusia).  Allah Azza wa Jalla menciptakan dunia dan seluruh makhluk agar dikenal melalui nama nama dan sifat sifatNya, kekuasaan dan ilmuNya, agar ibadahi, tidak ada sekutu bagiNya, bukan karena (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , (Nab) Nuh Alaihissalam, ataupun (Nabi) Isa Alaihissallam maupun karena nabi lainnya.  Allah menciptakan seluruh makhluk agar mereka beribadah kepadaNya.
Allah berfirman dalam Al Quran surat Ath Thalaaq ayat 12 :

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu
Allah berfirman dalam Al Quran surat Shaad ayat 27 :

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah
Syaikh Ibnu Baz rahimahullah juga mengatakan: “Ini semua yang engkau dengar (ada di tengah masyarakat) merupakan kebatilan, tidak ada dasarnya sama sekali (dalam Islam), Allah Azza wa Jalla tidak menciptakan makhluk, tidak jin, manusia, langit dan bumi dan makhluk lainnya bukan lantaran Muhammad, bukan juga karena rasul yang lain. Akan tetapi, menciptakan semua makhluk dan dunia untuk tujuan agar Allah Azza wa Jalla diibadahi dan menjadi sarana mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya” [Fatawa Nur ‘ala ad Darb 1/96-100].

Dengan demikian, sudah jelas, penyimpangan aqidah Nur Muhammad yang diyakini oleh sebagian orang (kaum Sufi). Sebuah keyakinan yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada umat Islam. Maka, harus disingkirkan jauh-jauh dari umat Islam.